2007-04-15

The Jackass...

Hahaha…hahahahahahahaha...wakakakak..hahahahahaha....hahahahahaha

Barusan saya ngakak..ketawa keras sampai perut saya sakit dan mata saya berair..namun akhirnya saya malah menangis.

Mungkin saya kembali menertawai nasib hidup saya yang fluktuasinya tak menentu..kadang bisa naik-turun-naik-turun-begitu terus sampai saya frustasi sendiri. Saya gak pernah menyalahkan Tuhan atas semua ini, bagi saya ini adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan buat saya saat ini, bahkan saya merasa bahwa Tuhan itu sayang sekali sama saya dengan adanya cobaan-cobaan ini. Saya diminta untuk lebih though dan gak gampang mengeluh, walaupun itu sulit untuk dilakukan. I’m just human anyway.

Dan kali ini saya kembali didera cobaan. Saya pikir untuk yang kali ini saya sudah bisa lebih dewasa dalam menyikapinya, tapi kenyataannya engga. Saya malah lebih menyalahkan orang lain atas masalah ini—saya menyalahkan ‘orang itu’. Sebut saja dia begitu, ‘orang itu’ merupakan seseorang yang baru dalam hidup saya, yang-tadinya-saya pikir saya akan lebih bahagia setelah ketemu sama dia. Kenyataannya saya masih belum bisa melupakan DYNGPSSTKMKT itu, dan malah memperalat ‘orang itu’ untuk melupakannya. Saya jahat. Niat saya jahat. Makanya hasil yang saya tuai pun akhirnya juga jelek pula. Ternyata ‘orang itu’ termasuk orang yang menyakitkan hati (sudah tidak perlu dibahas bagaimana ‘orang itu’ menyakiti saya. intinya dia sakit jiwa-menurut saya.kalo ada yang merasa menjadi ‘orang itu’ saya minta maaf, saya hanya ingin membuat anda jadi manusia yang baik dan punya hati).

Saya sekarang sudah tidak berhubungan lagi dengannya, mungkin kalau suatu hari saya ketemu sama dia dan kita bisa ngobrol2 akrab lagi. Saya ingin menanyakan apakah begitu salah ketika orang menjadi lebih baik?
Setiap pertemuan yang diatur oleh Tuhan untuk saya, saya selalu merasa bahwa dibalik pertemuan itu saya pasti dapat pelajaran berharga dan punya tujuan tertentu. Mungkin untuk diri saya sendiri atau untuk orang yang bertemu dengan saya. That’s what i called destiny. Dan ketika saya bertemu ‘orang itu’, mungkin saya terlalu percaya diri, bahwa saya memang ditunjuk Tuhan untuk merubah dia menjadi seorang manusia-maksudnya bukan benda yang berwujud manusia (manusia tidak punya hati)-yang ‘lebih’ baik. Saya katakan lebih, karena pada dasarnya dia sudah baik tapi masih perlu diperbaiki sisi lainnya. Nah karena tingkat ke-PD-an saya yang terlalu tinggi itu saya jadi di atas angin, dan kemudian ketika ada angin yang lebih kencang saya jatuh.

Terus terang kalau saya membunuh itu bukan tindakan kriminal dan perbuatan dosa, saya pasti sudah membunuh dia seperti adegan di film SAW III. Bukannya saya apa-apa, saya memang kesel sama dia, saya marah, jengkel, dsb. Tapi kemudian saya berpikir apa hak saya untuk marah, kesel, juga jengkel pada dia? ‘Orang itu’ gak salah, dia hanya melakukan sesuatu yang bagi dia hal itu merupakan suatu hal yang biasa dan bukan merupakan suatu kesalahan. Saya hanya gak pengen aka muncul saya-saya lain yang menjadi korban dia untuk selanjutnya. (saya benar-benar minta maaf apabila ada yang merasa menjadi ‘orang itu’.)

Sekali lagi terkadang memang sesuatu yang berlebihan itu tidak akan membawa hasil yang baik. Dan untuk ‘orang itu’-‘orang itu’ lain di muka bumi ini. Tolong hentikan perbuatan anda sekarang juga, tidak semua orang bisa menerima perbuatan yang telah anda lakukan, bisa-bisa nyawa anda ikut terancam. Introspeksi diri sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Anda tentu juga ingin hidup di dunia dengan tenang dan mati masuk surga kan?

Cheers...

Ps: adegan membunuh yang ingin saya lakukan itu gak beneran kok, saya memang ingin membunuh ‘orang itu’ tapi saya masih waras dengan tidak melakukan hal tersebut secara nyata. Saya ini kan manusia yang punya hati. Hehehe
.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home