2006-05-15

Yang hilang..pergi..dan kembali lagi.

Saya jadi teringat ucapan guru agama saya waktu SMA, "Allah itu menciptakan manusia sifat lupa supaya manusia bisa melupakan rasa sedih dan sakit hatinya."
Tapi kenapa ya selama ini saya sulit sekali menggunakan sifat pelupa saya untuk hal-hal seperti ini, malahan saya menggunakan sifat itu untuk melupakan hafalan pengantar manajemen yang saya mati2an hafalkan semalam suntuk. Duh..payah.
Tadi siang saya agak bete karena saya tidak bertemu dengan mas ganteng (ini sebutan saya buat gebetan saya yang baru, sebenarnya temen2 cowok saya banyak yang protes, mereka bilang "Kok cuma dia yang dipanggil ganteng?" Saya jawab "Ya suka-suka aku dong, lha wong saya sukanya sama dia." hehehe). Padahal mobilnya jelas-jelas terparkir di tempat yang sangat amat jelas sekali, tapi tetep saja saya gak ketemu sama dia. Mungkin Allah berkehendak lain.
Rupanya Allah memang berkehendak lain, saat saya dan teman-teman sedang berjalan menyusuri koridor menuju kelas perkulian, tiba-tiba salah satu dari teman saya berteriak memanggil nama saya. Otomatis saya toleh kan-kiri sambil bertanya "Apa? Apa?" dengan wajah melongo kebingungan.
Tepat saat muka saya sedang bego-begonya, saya melihat 'dia'. Iya 'dia' bukan Mas ganteng seperti apa yang saya harapkan dan saya doakan pada saat sholat dhuhur. Tapi yah..orang yang sempat bikin saya kaya' orang gila itu!
Pertanyaannya adalah kenapa sampai detik ini saya belum bisa melupakan 'dia', walaupun jelas-jelas saya masih sakit hati kalo inget-inget kejadian dulu itu. Mungkin saya masih harus mencari jawabannya.
Tapi saya jadi berpikir, saat nggebetin 'dia' dulu, saya jarang banget bisa ketemu sama 'dia', bahkan menurut saya (saking ekstrimnya) lebih gampang mencari jarum diantara tumpukan jerami daripada mencari 'dia' diantara mahasiswa2 di kampus saya. Nah lho...
Argh..saya kok jadi kepikiran 'dia' lagi sih? Terus Mas gantengnya gimana dong?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home